Baru saja aku dipahamkan tentang sesuatu di balik jingga pekat yg sering membuat orang berdecak kagum.
Sudah banyak yang bilang, jika langit mulai jingga di sore hari, maka pertanda besok akan panas garang.
Bukan tidak percaya, sering kali peringatan itu berakhir diperingatan saja, karena itu aku selalu suka fenomena alam ini. Ia begitu bersahabat dengan mata, dan lensa kamera, dan rasanya ia selalu membawa aura senyum lepas bagi mata - mata perasa.
Hari ini, aku paham. Tanah kelahiranku adalah suatu daerah berbeda. Bukit - bukitnya menutupi filosofi alam yang ditulis oleh pengecap asam garam dunia terdahaulu. Ia menenggelamkan arti jingga pekat yang sebenarnya.
Selamat datang kemarau panjang.
Selamat melihat daratan kering meronta.
Selamat menunggu kumandang takbir idul fitri tanpa hujan di subuhnya.
"Sesekali pun tidak akan aku biarkan semua titipan ini meranting tua tak tersentuh air sedikitpun. Titipan yang haus akan sentuhan Iman dan Ilmu, yang ingin diangkat derjatnya sebagai atur terima kasih untuk Sang Pemilik."
Monday, July 30, 2012
Friday, July 20, 2012
Masih Menunggu Jawaban
Perjalanan ini memang cukup membuat pertahanan tubuh semakin terpuruk. Tapi siapalah yg mampu menyangka ganasnya angin Madiun kali ini terlalu menusuk tulang rasanya. Bagi mereka apalah arti tubuh 45kg yg dengan gampang menggigil kedinginan di jelang subuhnya.
Tidak ada yang berani memperkirakan pesan apa yang dibawanya, tapi ada terbesit di dalam sini seruan "BERTAHANLAH !!!, Ini hanya angin pancaroba"
Seperti resah saat menata setiap langkah, menyadarkan setiap pribadi bahwa perjalanan ini bukan sebuah kekuatan, bukan juga sebuah kecerdasan, melainkan bertahan dan berbaur dengan setiap sudut penglihatan. Bukankan hidup ini sebuah perubahan dan akan selalu berubah?
Mematung menunggu pagi ini, nyaris serupa saat setiap diri akan tertipu fatamorgana jalanan. Aku menunggu jawaban.Nya yg sempurna. Aku menunggu setiap alasan dari jawaban.Nya dalam setiap caraku menatap pancaroba.Mu.
Tidak ada yang berani memperkirakan pesan apa yang dibawanya, tapi ada terbesit di dalam sini seruan "BERTAHANLAH !!!, Ini hanya angin pancaroba"
Seperti resah saat menata setiap langkah, menyadarkan setiap pribadi bahwa perjalanan ini bukan sebuah kekuatan, bukan juga sebuah kecerdasan, melainkan bertahan dan berbaur dengan setiap sudut penglihatan. Bukankan hidup ini sebuah perubahan dan akan selalu berubah?
Mematung menunggu pagi ini, nyaris serupa saat setiap diri akan tertipu fatamorgana jalanan. Aku menunggu jawaban.Nya yg sempurna. Aku menunggu setiap alasan dari jawaban.Nya dalam setiap caraku menatap pancaroba.Mu.
Subscribe to:
Posts (Atom)